Pengaruh Rasio Profitabilitas,Rasio Solvabilitas,dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta
Efendi
Hasan Sakti Siregar
Universitas Sumatera Utara
The purpose of this research is to know the empirical effect of Ratio Profitability, Ratio Leverage, and Systematic Risk either partially or simultaneously to stock’s price of property company at jakarta stock market. The Profitability Ratio that be chosen to know the effect are Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), . The Leverage Ratio that be chosen to know the effect are Debt Equity Ratio (DER); while The Systematic Risk that be chosen to know the effect are BETA This research is classified as causal research and replication to former research, which population of this research are property company that listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) during 2004 to 2006. The sample selections using purposive sampling methods and resulting 13 property company sample. Data of this research are secondary data, which consist of ROA, ROE, DER, and BETA as independence variable; and Stock Price as dependence variable. The statistic methods that’s used is multiple regressions analysis and the model has been tested in classic assumptions.
The result indicates that ROA, DER, and BETA variable simultaneously have significantly influence to rentability rate in 95% confidence interval.
Keywords: Profitability Ratio, Leverage Ratio, and Systematic Risk.
- Pendahuluan
Artikel ini mengangkat isu tentang pengaruh rasio profitabilitas, solvabilitas, dan resiko sistematis terhadap harga saham properti di bursa efek jakarta. Motivasi dari penelitian ini adalah Fluktuasi harga saham yang terjadi sangat berperan didalam pasar modal. Penanaman modal dalam bentuk saham merupakan suatu jenis investasi yang mengandung risiko relatif tinggi, maka diperlukan analisis yang akurat untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi harga saham yang akan dibeli.
Setiap investor yang melakukan investasi di pasar modal mengharapkan keuntungan dari dana yang ditanamkan. Ada investor yang mempunyai tujuan untuk memperoleh deviden dan ada pula yang mengharapkan mendapatkan capital gain yaitu selisih antara harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu. Kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada investor tentang waktu yang tepat membeli saham tertentu dan kapan menjual saham atau keluar dari pasar.
Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu teknik tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah dengan menggunakan rasio keuangan.
Hasil dari penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak. Bagi perusahaan diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor fundamental perusahaan tanpa mengabaikan kondisi ekonomi makro. Bagi Investor maupun calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap calon perusahaan emiten baik dari segi fundamental maupun dari segi teknikal, serta bersikap kritis terhadap setiap informasi yang tersedia di pasar modal.
2. Kajian Literatur dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Analisa Saham
Investor perlu melakukan analisa terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya agar dapat diprediksi apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Menurut Fakhruddin dan Sopian (2001:55), dalam melakukan analisa saham ada dua aspek yang sering digunakan yaitu aspek fundamental dan aspek teknikal.
2.2 Analisa fundamental
Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham yaitu analisi fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya,demikian juga sebaliknya.
2.3 Rasio Keuangan
Analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan agar dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan, sebagaimana yang disampaikan oleh pakar keuangan yang menyatakan “Tujuan menghitung Rasio karena dengan cara ini bisa mendapatkan perbandingan yang mungkin terbukti lebih berguna daripada angka-angka aslinya sendiri” (Van Horne dan Machowicz(2005) dalam Annio (2005)).
2.4 Risiko Sistematis
Risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar dapat diukur dengan BETA. BETA suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar.
2.5 Pengembangan Hipotesis
Analisis fundamental berupaya mengidentifikasi prospek perusahaan melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. BETA suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar.
ROA merupakan rasio yang membandingkan laba bersih penjualan dengan total aktiva (Sawir, 2005:33). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian besar (Ang (1997) dalam Suchitra (2006).
Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesa alternatif sebagai berikut:
H1 : Ada pengaruh Rasio ROA terhadap harga saham perusahaan properti.
. Semakin tinggi ROE mununjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk hasilkan laba. Keterkaitan antara ROE dengan harga saham dikemukakan oleh Higgins (1990:59) dalam Suchitra (2006) menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara ROE dan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan, jadi antara ROE dengan harga saham mempunyai hubungan positif dimana ROE yang tinggi cenderung harga saham juga akan tinggi. Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesa alternatif sebagai berikut:
H2 : Ada pengaruh Rasio ROE terhadap harga saham perusahaan properti.
DER merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan, sebaliknya tingkat DER yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik karena menyebabkan tingkat kembalian yang semakin tinggi (Ang (1997) dalam Suchitra (2006) Investor cenderung memilih saham dengan DER yang rendah. Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesa alternatif sebagai berikut:
H3 : Ada pengaruh Rasio DER terhadap harga saham perusahaan properti
Semakin tinggi tingkat BETA, semakin tinggi risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung beta digunakan teknik regresi yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan return-return pasar sebagai variabel bebas. Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesa alternatif sebagai berikut:
H4 : Ada pengaruh Risiko Sistematis terhadap harga saham perusahaan
Properti.
JURNAL AKUNTANSI USU | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar